Rabu, 26 Oktober 2016

Distribusi Tenaga Listrik



Tahukah anda dari mana listrik itu dihasilkan dan bagaimana penyalurannya sehingga sampai ke rumah kita? Berikut sedikit penjelasan mengenai proses penyaluran listrik sampai ke rumah kita.


Dari Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


Listrik itu dihasilkan oleh sebuah Pembangkit Listrik dari suatu proses mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan kemudian menjadi energi listrik. Energi Potensial itu sumbernya dari air, batu bara, gas, dan lain sebagainya. Terdapat beberapa jenis pembangkit listrik berdasarkan bahan bakar atau sumber energinya yaitu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan masih banyak jenis pembangkit lainnya.


Salah Satu Jenis Pembangkit Listrik menggunakan Tenaga Uap

Jika diurut dari pembangkit sampai kepada pelanggan, urutannya (sebagian besar) sebagai berikut yaitu dari Pembangkit (skala besar atau kecil), Jaringan Transmisi, Garu Induk (GI), Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR), Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter dan MCB (Miniature Circuit Breaker).

Pembangkit merupakan peralatan pengubah energi primer (seperti batubara, gas, air, solar, panas bumi dan angin) dan diubah menjadi energi sekunder (seperti listrik), dengan teknologi, kapasitas daya, negara pembuat dan merk yang berbeda-beda.

Jaringan transmisi merupakan penghantar listrik yang keluar dari pembangkit. Di dalam area pembangkit terdapat trafo (transformator) yang mengubah tegangan listrik yang baru keluar dari pembangkit (biasanya 11.000 Volt atau 11 kV) dan dinaikkan menjadi 70.000 Volt (70 kV), 150.000 Volt (150 kV), 275.000 Volt (275 kV) atau 500.000 Volt (500 kV). Jaringan transmisi ini yang disebut dengan jaringan bertegangan 70 kV atau 150 kV atau 275 kV atau 500 kV dilaksanakan oleh trafo Step Up (trafo yang berfungsi menaikkan tegangan) di Switch Yard pembangkit. Jaringan transmisi menghantarkan listrik sampai jauh sekali, dan disebut dengan interkoneksi. Misalnya interkoneksi Jawa-Bali, artinya jaringan transmisi ini meliputi seluruh daerah di Jawa dan Bali, mulai dari Merak sampai dengan ujung pulau Bali. Atau jaringan interkoneksi Sumatera, yang menghubungkan antara ujung Propinsi Aceh sampai dengan ujung Propinsi Lampung.

Gardu Induk (GI) adalah trafo (transformator) dan peralatan pendukungnya yang menghubungkan dan menurunkan tegangan dari jaringan transmisi menjadi tegangan 12.000 Volt (12 kV) atau 20.000 Volt (20 kV) untuk disalurkan ke jaringan tegangan menengah. Gardu Induk bisa mempunyai lebih dari satu trafo, tergantung dari pertumbuhan beban.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) merupakan jaringan yang keluar dari Gardu Induk dengan tegangan 12 kV atau 20 kV, dan biasanya menyuplai listrik masuk kedalam daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, termasuk melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. JTM 12 kV atau 20 kV ada yang berbentuk kabel tanah, yang ditanam didalam tanah, adapula yang menggunakan tipe saluran udara. Ada juga peralatan yang namanya Gardu Hubung (GH) yang terdiri dari beberapa kubikel (lemari) pembagi beban kearah beberapa jurusan yang berbeda. Pelanggan PLN ada yang langsung berlangganan listrik dengan tegangan 20 kV ini seperti contohnya pelanggan-pelanggan industri.

Nah. Dari saluran tegangan 20 kV inilah selanjutnya daya listrik diturunkan lagi tegangannya pada Gardu Dsitribusi ke 220 Volt.

Gardu Distribusi merupakan trafo dan peralatannya yang mengubah tegangan di jaringan tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah yaitu 231 Volt (diukur phasa-netral) dan 400 Volt (diukur phasa-phasa). Gardu distribusi terdiri dari gardu beton yang didalamnya ada beberapa kubikel (lemari) pembagi beban, gardu tiang double dan gardu tiang cantol. Untuk satu trafo distribusi dapat menyuplai ke beberapa rumah tergantung dari kapasitas trafo distribusi tersebut.

Jaringan Tegangan Rendah (JTR) merupakan jaringan yang keluar dari gardu distribusi dengan tegangan 231 V / 400 V.. Jaringan ini juga melewati daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, juga melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. Kebanyakan JTR adalah kabel berbungkus, namun di kota-kota tua, masih banyak JTR yang memakai kabel telanjang.

Sambungan Rumah (SR) adalah jaringan listrik yang menghubungkan antara jaringan tegangan rendah dan rumah / lokasi pelanggan. Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter dan MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat yang bertugas mengukur energi listrik yang dipakai pelanggan (kWhmeter = kilo Watt hour meter) dan MCB sebagai pembatas daya, yang akan melakukan pemutusan energi listrik secara otomatis jika daya yang dipakai melebih dar kapasitasnya.

Setelah memahami bagaimana listrik bisa sampai dari pembangkit sampai ke lokasi pelanggan, dengan melewati jaringan transmisi, gardu induk (GI), jaringan tegangan menengah (JTM), gardu distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan sambungan rumah (SR), maka kita juga paham begitu panjangnya proses penyaluran tenaga listrik bahkan untuk menyalakan sebuah lampu di rumah kita.

Hemat listrik untuk kehidupan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar