Tahukah anda dari
mana listrik itu dihasilkan dan bagaimana penyalurannya sehingga sampai ke
rumah kita? Berikut sedikit penjelasan mengenai proses penyaluran listrik
sampai ke rumah kita.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_yHplNDXjBfphX00EfZTK_N6dOIQXAsSagbDuYMHbxvXUoGo2nTv37PkYqQ_iv2jtexKAxDyjotHt0M_XMEhGMGzwkPq2FlFCGGpgvQ80KU7NEzUib9F0XZ6Ox-gpQ1AwgA3_RhyphenhypheneRQo/s1600/tt.jpg)
Dari Gambar diatas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Listrik itu
dihasilkan oleh sebuah Pembangkit Listrik dari suatu proses mengubah energi
potensial menjadi energi kinetik dan kemudian menjadi energi listrik. Energi
Potensial itu sumbernya dari air, batu bara, gas, dan lain sebagainya. Terdapat
beberapa jenis pembangkit listrik berdasarkan bahan bakar atau sumber energinya
yaitu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan masih banyak jenis
pembangkit lainnya.
![](https://nurdian25dhee.files.wordpress.com/2015/10/siklus-pltu-lengkap.jpg)
Salah Satu Jenis
Pembangkit Listrik menggunakan Tenaga Uap
Jika diurut dari
pembangkit sampai kepada pelanggan, urutannya (sebagian besar) sebagai berikut
yaitu dari Pembangkit (skala besar atau kecil), Jaringan Transmisi, Garu Induk
(GI), Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah
(JTR), Sambungan Rumah (SR), Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa
kWhmeter dan MCB (Miniature Circuit Breaker).
Pembangkit merupakan
peralatan pengubah energi primer (seperti batubara, gas, air, solar, panas bumi
dan angin) dan diubah menjadi energi sekunder (seperti listrik), dengan
teknologi, kapasitas daya, negara pembuat dan merk yang berbeda-beda.
Jaringan transmisi
merupakan penghantar listrik yang keluar dari pembangkit. Di dalam area
pembangkit terdapat trafo (transformator) yang mengubah tegangan listrik yang
baru keluar dari pembangkit (biasanya 11.000 Volt atau 11 kV) dan dinaikkan
menjadi 70.000 Volt (70 kV), 150.000 Volt (150 kV), 275.000 Volt (275 kV) atau
500.000 Volt (500 kV). Jaringan transmisi ini yang disebut dengan jaringan bertegangan
70 kV atau 150 kV atau 275 kV atau 500 kV dilaksanakan oleh trafo Step Up
(trafo yang berfungsi menaikkan tegangan) di Switch Yard pembangkit. Jaringan
transmisi menghantarkan listrik sampai jauh sekali, dan disebut dengan
interkoneksi. Misalnya interkoneksi Jawa-Bali, artinya jaringan transmisi ini
meliputi seluruh daerah di Jawa dan Bali, mulai dari Merak sampai dengan ujung
pulau Bali. Atau jaringan interkoneksi Sumatera, yang menghubungkan antara
ujung Propinsi Aceh sampai dengan ujung Propinsi Lampung.
Gardu Induk (GI)
adalah trafo (transformator) dan peralatan pendukungnya yang menghubungkan dan
menurunkan tegangan dari jaringan transmisi menjadi tegangan 12.000 Volt (12
kV) atau 20.000 Volt (20 kV) untuk disalurkan ke jaringan tegangan menengah.
Gardu Induk bisa mempunyai lebih dari satu trafo, tergantung dari pertumbuhan
beban.
Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) merupakan jaringan yang keluar dari Gardu Induk dengan tegangan
12 kV atau 20 kV, dan biasanya menyuplai listrik masuk kedalam daerah
kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, termasuk
melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. JTM 12 kV atau 20 kV
ada yang berbentuk kabel tanah, yang ditanam didalam tanah, adapula yang
menggunakan tipe saluran udara. Ada juga peralatan yang namanya Gardu Hubung
(GH) yang terdiri dari beberapa kubikel (lemari) pembagi beban kearah beberapa
jurusan yang berbeda. Pelanggan PLN ada yang langsung berlangganan listrik
dengan tegangan 20 kV ini seperti contohnya pelanggan-pelanggan industri.
Nah. Dari saluran
tegangan 20 kV inilah selanjutnya daya listrik diturunkan lagi tegangannya pada
Gardu Dsitribusi ke 220 Volt.
Gardu Distribusi
merupakan trafo dan peralatannya yang mengubah tegangan di jaringan tegangan
menengah 20 kV menjadi tegangan rendah yaitu 231 Volt (diukur phasa-netral) dan
400 Volt (diukur phasa-phasa). Gardu distribusi terdiri dari gardu beton yang
didalamnya ada beberapa kubikel (lemari) pembagi beban, gardu tiang double dan
gardu tiang cantol. Untuk satu trafo distribusi dapat menyuplai ke beberapa
rumah tergantung dari kapasitas trafo distribusi tersebut.
Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) merupakan jaringan yang keluar dari gardu distribusi dengan
tegangan 231 V / 400 V.. Jaringan ini juga melewati daerah kecamatan,
kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, juga melewati
hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. Kebanyakan JTR adalah kabel
berbungkus, namun di kota-kota tua, masih banyak JTR yang memakai kabel
telanjang.
Sambungan Rumah (SR)
adalah jaringan listrik yang menghubungkan antara jaringan tegangan rendah dan
rumah / lokasi pelanggan. Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang berupa kWhmeter
dan MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat yang bertugas mengukur energi
listrik yang dipakai pelanggan (kWhmeter = kilo Watt hour meter) dan MCB
sebagai pembatas daya, yang akan melakukan pemutusan energi listrik secara
otomatis jika daya yang dipakai melebih dar kapasitasnya.
Setelah memahami
bagaimana listrik bisa sampai dari pembangkit sampai ke lokasi pelanggan,
dengan melewati jaringan transmisi, gardu induk (GI), jaringan tegangan
menengah (JTM), gardu distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan sambungan
rumah (SR), maka kita juga paham begitu panjangnya proses penyaluran tenaga
listrik bahkan untuk menyalakan sebuah lampu di rumah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar