Rabu, 02 November 2016

Nomenklatur (Kode Huruf) Kabel Listrik

Didalam keseharian kita yang berhubungan dengan kelistrikan kita sering menggunakan kabel untuk instalasi listrik rumah. kita hanya mengetahui kabel hanya untuk penghantar listrik saja. maka dalam hal ini kita akan berbagi pengetahuan akan jenis - jenis kabel, ukuran kapasitas dan kegunaannya.

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.

Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium ataupun campuran.

Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik.

Setiap kabel listrik  mempunyai nomenklatur (kode kabel) seperti NYA, NYM, NYFGBY.
Setiap nomenklatur tersebut menjelaskan tentang jenis kabel, jenis konduktor, isolasi dan ain sebagainya dari kabel listrik tersebut.

Untuk itu, agar tidak salah dalam penggunaannya, kita haruslah paham arti dari nomenlaktur kabel yang akan kita gunakan.
Dan berikut ini arti dari huruf-huruf pada nomenlaktur kabel:

KODE
ARTI
N
Kabel standar atau penghantar berisolasi, dengan penghantar tembaga sebagai inti
A
Penghantar aluminium
Contoh: NAYY, NAYFGbY
A
Kabelberisolasitunggal
Contoh: NYA, NGA, NYAF
A
Selubung perlindungan luar
Contoh: NKBA, NEKBA
AA
Dua lapisan selubung perlindungan luar
Contoh: NKZAA
B
Perisai pita baja
Contoh: NYBY
B
Selubung timah hitam (timbel)
Contoh: NYBUY
C
Kosentris penghantar tembaga
Contoh: NYCY
C
Selubung menghantar dibawah selubung luar
Contoh: NHSSHCöu


KODE
ARTI
CE
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, dalam ha lkabel berurat banyak
Contoh: NYCEY
CW
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, yang dipasang secara berlawanan arah
Contoh: NYCWY
D
Spiral anti tekanan
E
Kabel dengan urat yang masing-masing berselubung logam
Contoh: NEKBA
F
Perisai kawat baja pipih
Contoh: NYFGbY
F
Penghantar kawat halus
Contoh: NYAF
FA
Kabel lampu
Contoh: NYFA, NYFAZ, NYAFD
fl
Pipih
Contoh: NYLHYfl, NYMHYfl
G
Spiral dari kawat baja pipih
Contoh: NYKRG
G
Selubung isolasi dari karet
Contoh: NGA
2G
Selubung isolasi dari karet tahan panas
Contoh: N2GAU


KODE
ARTI
Gb
Spiral dari pita baja
Contoh: NYFGbY
H
Pelindung medan elektromagnet
Contoh: NHKBA
H
Selubung luar dari karet
Contoh: NLH, NMH, NSHöu
HY
Selubung luar dari bahan buatan
Contoh: NYLHY, NYMHY
J
System J: dengan urat berwarna majemuk hijau kuning
Contoh: NYRGbY J 4x6 re
K
Selubung dari timah hitam (timbel)
Contoh: NKA
KL
Selubung aluminium dengan permukaan licin
Contoh: NKLY
KWK
Selubung dari pita baja tembaga yang terpasang dan dilas memanjang
Contoh: NKWK2Y
L
Perisaidari jalinan kawat baja bulat
Contoh: NTRLA
NI
Kabel bertekanan gas
Contoh: NIKLDEY
NO
Kabe lbertekanan minyak
Contoh: NOKDEFOA
NP
Kabel dalam pipa bertekanan gas


KODE
ARTI
O
System O: urat berwarna majemuk tanpa hijau kuning
Contoh: NYYFGbY O 3x120 sm
O
Perisai terbuka dari kawat-kawat baja
Contoh: NKROA
PL
Kabel gantung
Contoh: NPL, NYPLYw
Q
Jalinan (braid) kawat-kawat baja berselubung seng (zinc coated)
Contoh: NYKQ
R
Perisai dari kawat baja bulat
Contoh: NYRGbY
RR
Dua lapisan perisai kawat baja bulat
Contoh: NKRRGbY
rd
Bulat
Contoh: NYLHYrd, NYMHYrd
re
Penghantar padat bulat
Contoh: NYRGbY 4x10 re
rm
Penghantar bulat kawat banyak
Contoh: NYFGbY 4x25 rm
S
Kabel khusus
Contoh: NSYA, NSYAF
S
Pelindung (shield) dari tembaga
Contoh: NYSY
SL
Kabel las
Contoh: NSLFFöu
se
Penghantar padat bentuk sector
Contoh: NAYFGbY 3x120 se


KODE
ARTI
sm
Penghantar kawat banyak bentuk sector
Contoh: NYFGbY 4x70 sm
T
Kawat gantung
Contoh: NYMT
W
Tahan cuaca
Contoh: NSYAW
w
Tahan panas
Contoh: NYFAw, NYFAZw
Y
Selubung isolasi dari PVC
NYA, NYM, NYY
Y
Selubung luar dari PVC
Contoh: NYY, NYFGbY                                                         
Z
Perisai dari kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk “Z”
Contoh: NKZAA
Z
Kabel dengan pengurangan beban tarik
Contoh: NYMZ
Z
Selubung logam dari pita seng
Contoh: NYRUZY

Sebagai contoh, jika pada kabel terdapat nomenlaktur NYM, maka kabel tersebut
N      Kabel jenis standart dengan penghantar tembaga
Y      Isolator PVC
M     Berselubung PVC

Sejarah Kelistrikan di Indonesia


Perusahaan Listrik Negara
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia.
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.
Pelat peringatan tua di gardu listrik

Masa Kolonial Hindia Belanda
NIEM
Sejarah kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1897 ketika perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co. Perusahaan ini berpusat di AmsterdamBelanda. Di Batavia, NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU berkekuatan 3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya. Saat ini PLTU tersebut sudah tidak ada lagi.
NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di Jawa. 

ANIEM (1909-1942)

 

 
Kantor Pusat NV ANIEM di Jalan EmbongSurabaya
Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische Gas Maatschappij) pada tanggal 26 April 1909 mendirikan anak perusahaan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). Dalam waktu yang tidak berapa lama, ANIEM berkembang menjadi perusahaan listrik swasta terbesar di Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan listrik di dalam negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring dengan permintaan listrik yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921 perusahaan ini mendapat konsesi di Banjarmasin yang kontraknya berlaku hingga 31 Desember 1960. Pada tahun 1937 pangelolaan listrik di Jawa TengahJawa Timur, dan Kalimantan diserahkan kepada ANIEM.
Sebagai perusahaan yang menguasal hampir 40% kelistrikan di Indonesia, ANIEM memiliki kinerja yang cukup baik dalam melayani kebutuhan listrik. Sebagaimana telah disebutkan di atas, ANIEM memiliki wilayah pemasaran di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan. Untuk melayani wilayah pemasaran yang luas ini, ANIEM menerapkan kebijakan desentralisasi produksi dan pemasaran dengan cara membentuk anak perusahaan. Dengan demikian maka listrik diproduksi secara sendiri-sendiri di berbagai wilayah oleh perusahaan yang secara langsung menangani proses produksi tersebut. Dengan demikian kinerja perusahaan menjadi amat efektif, terutama dari segi produksi dan pemasaran.
Beberapa perusahaan yang merupakan bagian dari ANIEM antara lain :
-       NW ANIEM di Surabaya dengan perusahaan-perusahaan di Banjarmasin, Pontianak, Singkawang, Banyumas dan Magelang.
-       NV Oost Java Electriciteits Maatschappij (OJEM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di LumajangTuban dan Situbondo.
-       NV Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di SoloKlatenSragenYogyakartaKudus dan Semarang.
-       NV Electriciteits Maatschappij Banjoemas (EMB) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Purwokerto,
-       Banyumas, PurbalinggaSokarajaCilacapGombongKebumenWonosoboMaosKroya, Sumpyuh dan Banjarnegara.
-       NV Electriciteits Maatschappij Rembang (EMR) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di BloraCepuRembangLasem dan Bojonegoro.
-       NV Electriciteits Maatschappij Sumatra (EMS) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Bukit TinggiPayakumbuhPadang Panjang dan Sibolga.
-       NV Electriciteits Maatschappij Bali en Lombok (EBALOM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di SingarajaDenpasarGianyarTabananKlungkungAmpenanGorontalo, dan Ternate.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
18.. - 1906 PLTA PAKAR dan PLTM SALIDO KECIL
Waterkrachtwerk Bengkok aan de Tjikapoendoeng, Bandung
Secara resmi, kelistrikan menggunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1906, saat PLTA Pakar dengan sumber air dari Sungai Cikapundung dengan kekuatan 800 KW diresmikan dan diberi nama Waterkrachtwerk Pakar aan de Tjikapoendoengnabij Dago di Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 1913, PLTA tersebut mulai dikelola BEM (Bandoengsche Electriciteits Maatschappij) dan dapat dianggap sebagai salah satu pionir dalam pembangkitan listrik dengan tenaga air.
Ada sumber lain yg mengatakan bahwa sebelum PLTA Pakar dibangun, sebuah PLTM (Pembangkit Listrik Mikro Hidro atau PLTA berskala mikro/kecil) berkapasitas 330 KW telah dibangun di Gunung Harun, di daerah yg sekarang termasuk Kanagarian Tambang Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir SelatanSumatera Barat. Pembangkit listrik yg dinamai PLTM Salido Kecil ini awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di tambang Gunung Harun. Sayangnya catatan kapan persisnya PLTM ini dibangun tidak ada, hanya diperkirakan akhir abad XIX saja.

1917 - Waterkraht Bureau
Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht Bureau) di bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (SS - Staatspoorwegen) diubah kedudukannya menjadi Jawatan Tenaga Air dan Listrik (Dienst voor Waterkracht en Electriciteit). Dengan begitu, jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga air tersedia.
Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk tenaga air dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi - instalasi listrik di seluruh Indonesia.

1920 - GEBEO
Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya (Gemeenschappelijk Electrisch Bedrif Bandoeng en Omstreken disingkat GEBEO), dengan modal dari pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai tersebut mengambil alih PLTA Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan perusahaan listrik negara untuk memasok listrik kepada masyarakat. Direksi bagian swasta dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co. Pada 1934, Dienst voor Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen (Kelistrikan) singkatnya E.W.
Perusahaan ini membagi 2 wilayah pengelolaannya:
1. Perusahaan Tenaga Air Ne­ga­ra Da­­­ta­­ran Tinggi Bandung (Landswaterkrachtbedijf Bandoeng), yg terdiri dari 2 sektor:
A. Sektor Priangan
PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x 700KW) pada 1923 dengan menggunakan sumber air dari Sungai Cikapundung, selanjutnya Plengan (3x1050 KW, 1923), ditambah 2000 KW (1962) dan Lamajan dengan kapasitas 2x6400 KW (1924), dan ditambah 6400 KW pada 1933 dengan sumber air Sungai Cisangkuy dan Sungai Cisarua.
Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun situ Cileunca (9,89 Juta M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air) pada 1930. Untuk mencapai jumlah banyaknya air seperti tersebut, maka bendungan Pulo, Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada 1940, sedangkan situ-situnya mendapat tambahan air dari sungai-sungai sekitarnya. Dari PLTA Plengan dibangun jalur transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI Sumadra, Garut dan Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke bagian Priangan Timur. Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga PLTA Parakan. Kini tegangan Sumedang - Parakan sudah menjadi 70 KV.
Dari PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi 30 KV (kemudian 70 KV) ke GI PadalarangPurwakarta dan Kosambi untuk daerah Priangan Barat dan pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang. Di tahun 1920 dibangun PLTU Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio ke luar negeri, namun pada 1940 dibongkar dan kemudian menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, gudang, dan bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan. Pada 1928 dibangun Central Electriciteit Laboratorium, disingkat CEL di komplek Sekolah Tinggi Tinggi (Technische Hooge School) Bandung, yang meliputi pekerjaan testing dan perbaikan peralatan listrik. Kini CEL telah diserahkan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB).
B. Sektor Cirebon
Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan (4x2500KW) pada tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara Cirebon (Landswaterkrachtbedrijf Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya dahulu mendapat energi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas Hindia Belanda (Nederland Indische Gas Maatschappij atau NIGM).
2. Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat (Landswaterkrachtbedrift West Java)
Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) pada tahun 1924 ditambah dengan 1x6300 KW pada tahun lima puluhan dan PLTA Kracak (2x5500 KW) pada tahun 1929, kemudian ditambah dengan 1x5500 KW. Kedua PLTA tersebut dengan peran­taraan transmisi 70 kV dihubungkan bersama ke GI di Bogor dan dari sini dihantarkan dengan jaringan transmisi 70 kV ke Jakarta dengan GI-GI CawangMeester Cornelis(Jatinegara), Weltevreden (Gambir), dan Ancol.
Dari PLTA Ubrug pada 1926 dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Lembursitu sepanjang 16 km untuk Sukabumi dan sekitarnya. Dari PLTA Kracak pada 1931 dibangun jalur transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan sekitarnya.
Catatan: 
PLTA Pakar dan PLTA Bengkok di Dago Bandung masih beroperasi sampai sekarang di bawah pengelolaan PT Indonesia Power UBP Saguling
PLTM Salido Kecil sempat mangkrak pada tahun 1959 akibat turbinnya diterjang banjir Sungai Salido Kecil, kemudian pada 1978 dikelola PT Anggrek Mekar Asri sampai sekarang memasok listrik untuk kota Painan dan sekitarnya.

Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa Indonesia akan dilayani oleh sistem kelistrikan yang amat efektif dari sebuah sistem usaha peninggalan kolonial Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM harus terputus karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Sejak pendudukan tentara Jepang, perusahaan listrik diambil alih oleh pemerintah Jepang. Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh sebuah lembaga yang bernama Djawa Denki Djigjo Kosja. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Djawa Denki Djigjo Sja dan menjadi cabang dari Hosjoden Kabusiki Kaisjayang berpusat di Tokyo. Djawa Denki Djigjo Sja dibagi menjadi 3 wilayah pengelolaan yaitu Jawa Barat diberi nama Seibu Djawa Denki Djigjo Sja yang berpusat di Jakarta, di Jawa Tengah diberi nama Tjiobu Djawa Denki Djigjo Sja dan berpusat di Semarang, dan di Jawa Timur diberi nama Tobu Djawa Denki Djigjo Sja yang berpusat di Surabaya.
Pengelolaan listrik oleh Djawa Denki Djigjo Sja berlangsung sampai Jepang menyerah kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu Djawa Denki Djigjo Sja berinisiatif untuk menduduki lembaga pengelola listrik tersebut dan mencoba mengambil alih pengelolaan. Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi sumber kekacauan, pada 25 Oktober 1945pemerintah membentuk Djawatan Listrik dan Gas Bumi yang bertugas untuk mengelola kelistrikan di Indonesia yang baru saja merdeka. Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah, di samping karena status kepemilikan pembangkit-pembangkit yang belum jelas juga karena minimnya pengalaman pemerintah dalam bidang kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena salah urus pada masa pendidikan tentara Jepang.

Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang)
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW.

Peristiwa
-       Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrikgas dan kokas.
-       Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
-       Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
-       Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN).
-       Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
-       Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
-       Tahun 2013, PLN Raih Peringkat 1 Keterbukaan Informasi Publik 2013
-       Tahun 2014, PLN masuk dalam Fortune Global 500 di urutan 477 perusahaan terbesar dunia.
-       Tahun 2015, PLN masuk dalam Fortune Global 500 di urutan 480 perusahaan terbesar dunia.
-       Tahun 2016, PLN masuk Peringkat 46 Besar Dunia Dalam “Getting Electricity”.